Hay sobat multimedia admin punya cerpen hasil karangan sendiri nih
maaf ya kalau cerpennya jelek, admin masih belajar bikin cerpen yang baik....
mohon koreksinya yaaa.... ^_^
“Pergi !!! dasar orang tua tidak berguna ! aku
capek mengurus bapak yang bisanya Cuma tidur dan makan ! “. Terngiang-ngiang
kata-kata itu setiap kali aku mengingat bapak. Membuat aku tak pernah berhenti
menyalahkan diriku yang telah mengusir bapak beberapa bulan silam. Kini aku
sadar betapa berharganya beliau bagiku, satu-satunya orang tuaku di dunia ini,
setelah beberapa tahun lalu ibu meninggalkan kami, karena penyakit kanker yang
dideritanya.
Mulai hari itu aku jadi membenci bapak
karena aku berpikir beliau tidak becus mengurus keluarga, hingga tak mampu
membiayai operasi kanker ibu, dan akhirnya beliau meninggal dunia dengan
membawa derita yang menyakitkan. Hari-hari kulalui tanpa sosok seorang ibu,
terasa begitu menyakitkan bagiku, yang saat itu duduk di bangku kelas 3 SMU.
Saat-saat dimana do’a dan motivasi darinya sangat kubutuhkan. Aku berharap
masa-masa sekolahku ini segera usai, dan aku berniat untuk bekerja demi
membiayai sekolah ketiga adikku yang masih duduk dibangku sekolah dasar dan taman
kanak-kanak. Aku tidak pernah peduli dengan keadaan bapak, dengan apapun yang
dilakukannya, aku tak pernah menganggap dia ada, walaupun setiap hari aku
melihatnya.
Kini aku telah sukses, tak lagi tinggal di
gubuk reot yang atapnya bergelayut karena rapuh. Rumahku kini bisa dibilang
mewah, namun aku merasa ada yang ganjil dalam hidupku, rasanya nafasku tidak
lengkap. Dan aku sadar ternyata aku merindukan sosok seorang bapak. Aku ingin
beliau ada untuk menikmati hasil kerja kerasku ini.
Semoga penyesalanku ini belum terlambat,
kucari bapak ditempat terakhir aku tahu beliau bekerja. Aku sampai di sebuah
restoran yang cukup sederhana, kutanyakan pada pemilik restoran dimana bapak
sekarang. “oh… jadi ini anak kurang ajar pak Kartolo !!! cantik cantik tapi tidak
beretika !!! dimana pikiranmu nak !? dimana balas budimu sebagai anak !? tega
sekali kamu membiarkan orang tuamu bekerja, untuk jalan saja harus dengan
tongkat !!!” aku hanya terdiam tak mampu berkata-kata mendengar ucapan ibu
pemilik restoran itu. Namun, jika aku hanya diam saja aku tak kan mendapat
informasi keberadaan bapak saat ini, kuberanikan diri bertanya lagi, “ bu,
dimana bapak sekarang?”. “nggak tau, cari saja sendiri !!! mungkin jadi
pengemis demi mencari makan untuk putrinya yang durhaka ini” katanya sembari
meningglkan aku yang terpaku mendengar ucapanya.
“mbak jangan berdiri di jalan” seseorang
menepuk bahuku hingga membuyarkan lamunanku tentang bapak, segera saja aku
berlalu sambil tertunduk lesu karena tak ada informasi tentang bapak yang
kudapat. Kujalankan mobilku dengan pikiran tak karuan hingga aku hampir saja
menabrak orang-orang yang sedang berkerumun di tengah jalan. Kuhentikan
mobilku, aku turun dan ikut berkerumun melihat apa yang sedang terjadi.
Bagaikan disambar petir aku terperanjat
melihat sosok yang sedang dikerumuni orang-orang itu. Orang tua yang sudah tak
berdaya,terbaring di tengah jalan dengan bersimbah darah, dihantam oleh
kendaraan yang pengemudinya tak bertanggung jawab. Hatiku serasa disayat
sembilu, melihat sosok yang ternyata adalah bapak. Inikah pertemuan yang
kurindukan dengan bapak? Bertemu hanya dengan raga tanpa nyawa. Aku menangis
sejadi-jadinya memeluk erat tubuh yang tak lagi mampu berbicara itu.
Kini aku berada di pembaringan terakhir
bapak. Tak mampu aku menatap nisan yang bertuliskan nama beliau, teringat lagi
masa-masa indah bersama beliau saat aku kecil, bermain bersama, bercanda, dan
tertawa bahagia. Namun kini hanya tinggal kenangan berbingkai pahit, beliau
belum sempat menerima maaf dan sungkemku, beliau belum sempat menikmati
kesuksesanku.
Anganku semakin jauh melayang teringat
semua kekejaman yang pernah kulakukan pada beliau. Kuusir beliau di tengah
hujan lebat, rasanya tak mampu aku memaafkan diriku sendiri, namun semua
penyesalannku ini terlambat, beliau telah kembali ke sisiNya, meninggalkan
semua penderitaan yang dirasakannya dunia ini. maafkan aku bapak, maafkan
aku…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar